Kamis, 28 Maret 2019

Tradisi Nyadran Budaya Masyarakat Islam Jawa Tengah


Tradisi Nyadran
















Tradisi Nyadran adalah nama dari salah satu budaya masyarakat Islam Jawa dalam menyambut datangnya Bulan Ramadhan.

Menjelang bulan suci Ramadhan, sebagian besar para pendukung kebudayaan Jawa, melakukan tradisi pembersihan makam leluhur atau yang populer disebut nyadran. Dalam tradisi Nyadran, keluarga leluhur membersihkan makam leluhurnya, menaburinya dengan bunda, dan melakukan selamatan di makam.

Biasanya, Nyadran dilakukan setiap hari ke-10 bulan Rajab atau tanggal 15, 20, dan 23 Ruwah atau Sya’ban. Dalam ziarah kubur, biasanya peziarah membawa bunga telasih. Bunga telasih melambangkan kedekatan hubungan antara peziarah dengan arwah yang diziarahi. Kemudian usai berdoa, peziarah menggelar kenduri atau makan bersama di sepanjang jalan yang telah digelari tikar dan daun pisang. Makanan yang dibawa harus berupa makanan tradisional, seperti apem, ayam ingkung, sambal goreng ati, urap sayur dengan lauk rempah, perkedel, tempe dan tahu bacem, dan lain sebagainya.

Spirit nyadran inilah yang kehadirannya selalu dirindukan. Bagaikan ajang silaturahmi sebuah keluarga besar dengan penduduk sekitar makam leluhur, nyadran terbukti mampu merekatkan hubungan sosial. Tak ada yang merasa terkotak-kotak atau dipandang sebelah mata, sebab mereka punya misi yang sama. Dari sini, terbukti jika nyadran yang merupakan satu bentuk akulturasi budaya ini mampu menjadi salah satu daya perekat sosia