PENGERTIAN
TV ANALOG DAN TV DIGITAL
TV ANALOG
Televisi analog mengkodekan informasi gambar dengan memvariasikan voltase dan/atau frekuensi dari sinyal. Seluruh sistem sebelum Televisi digital dapat dimasukan ke analog.Sistem yang dipergunakan dalam televisi analog NTSC (national Television System Committee), PAL, dan SECAM.
Kelebihan signal digital dibanding analog adalah ketahanannya terhadap gangguan (noise) dan kemudahannya untuk diperbaiki (recovery) di penerima dengan kode koreksi error (error correction code ).
Televisi analog mengkodekan informasi gambar dengan memvariasikan voltase dan/atau frekuensi dari sinyal. Seluruh sistem sebelum Televisi digital dapat dimasukan ke analog.Sistem yang dipergunakan dalam televisi analog NTSC (national Television System Committee), PAL, dan SECAM.
Kelebihan signal digital dibanding analog adalah ketahanannya terhadap gangguan (noise) dan kemudahannya untuk diperbaiki (recovery) di penerima dengan kode koreksi error (error correction code ).
PERKEMBANGAN TV ANALOG DAN TV
DIGITAL
§ 1876 – George Carey menciptakan
selenium camera yang digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelombang
listrik. Belakangan, Eugen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar dalam
tabung hampa itu dinamakan sebagai sinar katoda.
§ 1884 – Paul Nipkov, Ilmuwan Jerman,
berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut teleskop
elektrik dengan resolusi 18 garis.
§ 1888 – Freidrich Reinitzeer, ahli
botani Austria, menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi
bahan baku pembuatan LCD. Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun
kemudian.
§ 1897 – Tabung Sinar Katoda (CRT)
pertama diciptakan ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand Braun. Ia membuat CRT dengan
layar berpendar bila terkena sinar. Inilah yang menjadi dassar televisi layar
tabung.
§ 1900 – Istilah Televisi pertama kali
dikemukakan Constatin Perskyl dari Rusia pada acara International Congress of
Electricity yang pertama dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris.
§ 1907 – Campbell Swinton dan Boris
Rosing dalam percobaan terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar.
§ 1927 – Philo T Farnsworth ilmuwan
asal Utah, Amerika Serikat mengembangkan televisi modern pertama saat berusia
21 tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi dasar kerja televisi.
§ 1929 – Vladimir Zworykin dari Rusia
menyempurnakan tabung katoda yang dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan
teknologi yang dimiliki CRT.
§ 1940 – Peter Goldmark menciptakan
televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis.
§ 1958 – Sebuah karya tulis ilmiah
pertama tentang LCD sebagai tampilan dikemukakan Dr. Glenn Brown.
§ 1964 – Prototipe sel tunggal display
Televisi Plasma pertamakali diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow. Langkah
ini dilanjutkan Larry Weber.
§ 1967 – James Fergason menemukan
teknik twisted nematic, layar LCD yang lebih praktis.
§ 1968 – Layar LCD pertama kali
diperkenalkan lembaga RCA yang dipimpin George Heilmeier.
§ 1975 – Larry Weber dari Universitas
Illionis mulai merancang layar plasma berwarna.
§ 1979 – Para Ilmuwan dari perusahaan
Kodak berhasil menciptakan tampilan jenis baru organic light emitting diode
(OLED). Sejak itu, mereka terus mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara
itu, Walter Spear dan Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin
film transfer yang ringan.
§ 1981 – Stasiun televisi Jepang, NHK,
mendemonstrasikan teknologi HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis.
§ 1987 – Kodak mematenkan temuan OLED
sebagai peralatan display pertama kali.
§ 1995 – Setelah puluhan tahun
melakukan penelitian, akhirnya proyek layar plasma Larry Weber selesai. Ia
berhasil menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber
kemudian megadakan riset dengan investasi senilai 26 juta dolar Amerika Serikat
dari perusahaan Matsushita.
§ Dekade 2000- Masing masing jenis
teknologi layar semakin disempurnakan. Baik LCD, Plasma maupun CRT terus
mengeluarkan produk terakhir yang lebih sempurna dari sebelumnya.
PERBEDAAN TV ANALOG DAN TV DIGITAL
- Kualitas gambar dan suara
Siaran televisi digital terestrial
menyajikan gambar dan suara yang jauh lebih stabil dan resolusi lebih tajam
ketimbang analog. Hal ini dimungkinkan oleh penggunaan sistem Orthogonal
Frequency Division Multiplexing (OFDM) yang mampu mengatasi efek lintas jamak
(multipath). Pada sistem analog, efek lintasan jamak menimbulkan echo atau
gaung yang berakibat munculnya gambar ganda (seakan ada bayangan).
- Tahan perubahan lingkungan
Siaran televisi digital terestrial
memiliki ketahanan terhadap perubahan lingkungan yang terjadi karena pergerakan
pesawat penerima (untuk penerimaan mobile TV), misalnya di kendaraan yang
bergerak, sehingga tidak terjadi gambar bergoyang atau berubah-ubah kualitasnya
seperti pada TV analog saat ini.
·
Sinyal
Sinyal
analog memiliki bentuk yang menyerupai sebuah gelombang, sedangkan sinyal
digital itu sendiri memiliki bentuk berupa pulsa dan bentuk dari sinyal digital
itu sendiri dapat mengalami perubahan secara tiba tiba. Itu adalah salah satu
perbedaan sinyal analog dan sinyal digital yang sangat amat jelas, sebetulnya
masih banyak lagi perbedaan dari kedua jenis sinyal tersebut yang mungkin akan
saya jelaskan kembali pada kesempatan berikutnya.
- Efisiensi spektrum/kanal
Teknologi siaran televisi digital lebih
efisien dalam pemanfaatan spektrum dibanding siaran televisi analog. Secara
teknis, pita spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk siaran televisi
analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital sehingga tidak perlu
ada perubahan pita alokasi baik VHF maupun UHF. Sedangkan lebar pita frekuensi
yang digunakan untuk analog dan digital berbanding 1 : 6, artinya bila pada
teknologi analog memerlukan pita selebar 8 MHz untuk satu kanal transmisi, maka
pada teknologi digital untuk lebar pita frekuensi yang sama dengan teknik
multiplex dapat digunakan untuk memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi
sekaligus dengan program yang berbeda tentunya.
- Tahan terhadap efek interferensi
Teknologi ini punya ketahanan terhadap
efek interferensi, derau dan fading, serta kemudahannya untuk dilakukan proses
perbaikan (recovery) terhadap sinyal yang rusak akibat proses pengiriman atau
transmisi sinyal. Perbaikan akan dilakukan di bagian penerima dengan suatu kode
koreksi error (error correction code) tertentu.